Jakarta, smkperguruancikini.sch.id – SMK 1 Perguruan “Cikini” melaksanakan Workshop Penyusunan Program Anti Perundungan dan Workshop Aktualisasi Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pada Jumat-Sabtu, 30 September – 1 Oktober 2022. Acara yang merupakan rangakaian program kegiatan non fisik SMK Pusat Keungguan ini berlokasi di Aula Technopark SMK 1 Peguruan “Cikini”.
Pada hari pertama diisi dengan sebuah materi terkait Program Anti Perundungan oleh Roni Giandono penyuluh madya Komnas HAM RI, dan di hari kedua diisi dengan sebuah materi P5 oleh Tri Handito salah satu guru PPKn di SMK 1 Perguruan “Cikini”.
Pada hari pertama acara dibuka oleh pembawa acara Rizqiyati, dan dilanjutkan dengan sambutan oleh Kepala SMK 1 Perguruan ”Cikini” Rifat. M.Pd., dalam sambutan pihaknya memaparkan pentingnya upaya proteksi siswa dan guru terhadap praktik-praktik bullying di sekolah.
Selanjutnya materi inti dimoderatori oleh Tri Handito, yang kemudian dilanjutkan dengan sebuah paparan materi oleh Roni Giandono. Beberapa topik yang disampaikan diantaranya adalah, konsep dasar HAM, contoh-contoh praktik pelanggaran HAM, relasi Pancasila, konstitusi dan HAM, dan penerapan sekolah ramah HAM.
Sugeng Ependi selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum mengatakan bahwa workshop program anti perundungan ini adalah salah satu program yang diupayakan sekolah dalam bentuk sosialisasi dan himbauan-himbauan pada spanduk di lingkungan sekolah dan tentunya juga sosialisasi oleh para guru pada proses pembelajaran.
Pada hari kedua sebuah pemaparan materi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) oleh Tri Handito, pihaknya menyampaikan beberapa topik materi diantaranya, aspek-aspek implementasi profil pelajar Pancasila, teori radiasi budaya, urgensi penerapan karakter profil pelajar Pancasila, dan strategi pelaksanaan pendidikan karakter.
“Dalam praktiknya guru menerapkan Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dikelas yang dikaitkan dengan topik pembelajaran untuk kemudian diimplementasi dalam bentuk proyek, proyek dilaksanakan oleh setiap siswa baik individu maupun kelompok didampingi oleh guru mata pelajaran umum seperti guru PAI, PPKn, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Informatika dan yang lainnya”, demikian Sugeng Ependi menuturkan.
Dalam kurikulum merdeka ada tiga target proyek yang harus direalisasikan dalam satu tahun kalender akademik. Proyek yang dibuat bisa dalam bentuk produk ataupun dalam bentuk kegiatan, seperti kegiatan kebersihan, pengolahan limbah sampah, dan lain sebagainya.
Sugeng Ependi berharap dari workshop yang telah terlaksana tersebut dapat meminimalisir praktik-praktik perundungan (bullying) yang kerap terjadi pada siswa, yang tentunya ini adalah salah satu praktik pelanggaran HAM. Kedua, pihaknya berharap siswa bisa mengamalkan sila-sila pada Pancasila, yang dikemudian hari ketika siswa lulus dan terjun kelingkungan masyarakat mereka dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila itu sendiri.
Penulis : Asghor