
Oleh : Grace Monica Padmadewi (Kelas X DKV)
Lingkungan sekolah adalah tempat di mana kita menimba ilmu dan beraktivitas setiap hari. Tentu, sebagai siswa, kita pasti ingin belajar di tempat yang nyaman, bersih, dan menyenangkan. Namun, sayangnya, masih ada beberapa bagian yang perlu perhatian khusus, salah satunya adalah kebersihan halaman belakang sekolah, terutama area di sekitar pendopo.
Rumput yang berserakan di dekat pendopo dan beberapa area lain sering kali mengganggu pemandangan. Menurut saya, setelah petugas kebersihan memotong rumput, seharusnya ada langkah lanjutan untuk membersihkannya kembali. Rumput yang sudah dipotong tetapi dibiarkan begitu saja hanya akan mengotori halaman pendopo dan sekitarnya. Selain itu, rumput yang berserakan akan cepat mengering, berdebu, dan terbawa angin ke mana-mana, yang justru bertentangan dengan tujuan awal pemotongan rumput, yaitu untuk membuat lingkungan menjadi lebih rapi dan bersih.
Saya menyampaikan hal ini bukan sekedar untuk mengkritik, tetapi untuk mengajak kita semua lebih peduli terhadap kebersihan sekolah kita. Kebersihan lingkungan tidak hanya mencerminkan kedisiplinan, tetapi juga menunjukkan rasa cinta kita terhadap tempat belajar. Lingkungan yang bersih akan membuat kita lebih nyaman belajar, lebih sehat, dan lebih semangat menjalani hari-hari. Sebaliknya, lingkungan yang kotor bisa menimbulkan masalah, mulai dari rusaknya pemandangan hingga potensi munculnya penyakit akibat sampah atau rumput yang membusuk.
Lingkungan sekolah mencerminkan siapa kita. Jika kita peduli pada sekolah kita, kita juga harus peduli pada kebersihannya. Sayangnya, potongan rumput di halaman belakang, terutama yang dekat pendopo, sering kali dibiarkan menumpuk selama beberapa hari. Ini tidak hanya merusak keindahan, tetapi juga bisa menjadi sarang nyamuk, bakteri, dan mungkin saja binatang yang berbahaya. Untuk mencegah hal ini terulang, pihak sekolah perlu mengambil langkah tegas. Tidak hanya sekadar memotong rumput, tetapi juga memastikan proses pembersihan dilakukan secara menyeluruh. Selain itu, siswa juga bisa dilibatkan dalam kegiatan rutin menjaga kebersihan, seperti kerja bakti atau piket bersama.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan membuat jadwal perawatan berkala, termasuk pengecekan dan pembersihan setelah pemotongan rumput. Pihak sekolah juga perlu ada pengawasan dan koordinasi yang jelas agar tugas kebersihan tidak hanya selesai pada satu tahap, tetapi benar-benar tuntas. OSIS atau organisasi siswa lainnya bisa berperan dengan membuat program peduli lingkungan, misalnya lomba kebersihan kelas, kampanye cinta lingkungan, atau penugasan piket yang lebih efektif. Melalui kegiatan seperti ini, siswa tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku aktif dalam menjaga kebersihan sekolah. Sikap tanggung jawab ini akan membentuk karakter positif yang berguna di lingkungan sekolah, rumah, dan masyarakat.
Akhir kata, mari jadikan kebersihan sebagai bagian dari budaya sekolah kita. Jangan hanya bergantung pada petugas kebersihan, tetapi mulailah dari diri kita sendiri. Lingkungan yang bersih menciptakan suasana yang nyaman, menyenangkan, dan sehat untuk kita semua. Sekolah adalah rumah kedua kita, dan sudah seharusnya kita menjaga dan merawatnya dengan sepenuh hati. Dengan kebersihan yang terjaga, suasana belajar pun akan semakin menyenangkan, semangat belajar meningkat, dan sekolah kita menjadi contoh positif bagi sekolah lain di sekitar kita.
Menjaga kebersihan bukan hal yang besar. Cukup dimulai dengan langkah kecil, seperti tidak membuang sampah sembarangan, merapikan rumput yang berserakan, atau mengingatkan teman untuk menjaga kebersihan. Jika seluruh warga sekolah memiliki kepedulian yang sama, perubahan positif akan sangat mungkin terjadi.
Mari bersama-sama menjadi generasi yang peduli, bertanggung jawab, dan mencintai lingkungan. Sebab, dari lingkungan yang bersih, lahir pikiran yang jernih, semangat yang tinggi, dan masa depan yang lebih baik.
Jangan tunggu nanti. Mulailah hari ini juga dari diri kita sendiri!!!
