
Oleh: Lucky Hermansyah (Kelas X RPL)
Tulisan ini adalah refleksi dan kritik tentang apa yang saya alami selama sekolah. Selama sekolah, saya merasa lebih banyak diajarkan untuk menghafal pelajaran daripada dilatih untuk berpikir kritis dan mendalam. Padahal, Ki Hajar Dewantara pernah berkata, “Pendidikan seharusnya bukan sekedar mengisi kepala, tapi membebaskan pikiran dan hati. Pendidikan harus menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak.”
Menurut saya, sangat penting bagi kita sebagai siswa untuk bisa berpikir sendiri secara kritis, berani untuk bertanya, dan diberikan kesempatan untuk memahami alasan di balik apa yang diajarkan, bukan hanya sekedar menerima jawaban begitu saja. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara logis dan mendalam dalam menilai informasi atau masalah. Bagi siswa, kemampuan ini sangat penting karena bisa membantu kita dalam belajar dan juga menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Sayangnya, di sekolah, saya merasa hanya melakukan kegiatan mencatat dan menghafal materi. Namun, saat mengikuti ekstrakurikuler, saya merasa lebih bebas. Di sana, saya punya ruang untuk menyampaikan pendapat dan mengerti lebih banyak tentang apa yang disampaikan. Ternyata, mengikuti ekstrakurikuler itu sangat penting, karena melalui kegiatan ekstrakurikuler kita bisa mengeksplorasi diri dan mengembangkan diri kita sesuai minat dan bakat yang ada dalam diri kita. Selain itu, ekstrakurikuler juga bisa membantu kita untuk belajar keterampilan sosial, disiplin, dan tanggung jawab.
Lalu, bagaimana cara memperbaiki sistem pembelajaran yang saya rasakan saat ini? Berikut beberapa solusi yang menurut saya bisa dilakukan.
- Mulai dari Kemauan Sendiri
“Perubahan tidak akan pernah terjadi jika kita menunggu orang lain atau waktu yang tepat. Kita adalah orang yang kita tunggu-tunggu. Kita adalah perubahan yang kita cari.” Begitu kata Barack Obama. Maka, untuk bisa menjadi pribadi yang baik dan kritis, kita harus memulai dari diri sendiri. Kita harus mau berpikir, berani bertanya, dan terampil ketika bertindak. Bapak dan Ibu Guru pasti akan membantu, tapi keputusan ada di tangan kita. - Dukungan dari Bapak/Ibu Guru
Bapak/Ibu Guru memiliki peran yang sangat penting. Bapak/Ibu Guru bukan hanya sekedar memberikan jawaban dari soal, tetapi juga bisa melatih kita untuk berpikir lebih dalam atau berpikir kritis. Bapak/Ibu Guru sebaiknya memberi pertanyaan yang melatih kita untuk berpikir, mendorong terjadinya diskusi, dan menghargai pendapat siswa. Dengan cara ini, guru bisa membantu siswa untuk menjadi lebih kritis dan mandiri dalam berpikir. - Rasa Ingin Tahu yang Tinggi
Rasa ingin tahu sangat penting karena itu membuat kita semangat belajar. Ketika kita merasa penasaran, maka kita akan lebih aktif mencari jawaban dan tidak hanya menerima begitu saja jawaban yang ada. Kita akan bertanya, “Kenapa bisa begitu?” atau “Gimana caranya?”. Rasa ingin tahu adalah awal dari pembelajaran yang sesungguhnya.
Sekolah seharusnya tidak hanya mengajarkan siswa untuk menghafal, tetapi juga mengajarkan cara berpikir kritis dan berani bertanya untuk mengungkapkan ide dan gagasan. Agar bisa begitu, siswa harus mau belajar dan memiliki rasa ingin tahu. Seperti kata Mahatma Gandhi, Be the change you wish to see in the world. Artinya, kita harus memulai perubahan dari diri kita sendiri!!! Tetapi perlu diingat bahwa kita juga tidak bisa berjalan sendiri. Kita butuh sekali bimbingan dari Bapak/Ibu Guru. Bapak/Ibu Guru berperan penting dalam membantu kita menggali gagasan serta ide-ide kita dan mendorong kita untuk berpikir lebih kritis. Dengan cara ini, suasana belajar tentu akan menjadi lebih menyenangkan dan tentu saja menjadi lebih bermutu/berkualitas.