
Oleh : Alesa Putri Fatah (Kelas X DKV)
Pada zaman sekarang, hampir semua orang membutuhkan gadget, baik untuk komunikasi, hiburan, maupun belajar. Gadget, atau yang juga sering disebut sebagai gawai, adalah perangkat elektronik yang digunakan untuk berbagai keperluan, seperti telepon, akses internet, fotografi, hiburan, dan lain sebagainya. Beberapa contoh gadget yang umum digunakan adalah smartphone, tablet, laptop, dan lainnya. HP atau handphone merupakan salah satu bentuk gadget yang paling banyak digunakan oleh pelajar saat ini.
Tak terkecuali bagi pelajar SMK yang kini sangat bergantung pada handphone untuk mendukung kegiatan sekolah. Namun, meskipun gadget memberikan banyak manfaat, sering kali penggunaannya disalahgunakan, meskipun ada peraturan yang dibuat untuk mengatur pemakaian gadget di sekolah.
Peraturan tersebut, yang biasa disebut tata tertib sekolah (tatib sekolah), dibuat dengan tujuan agar para pelajar dapat fokus dalam belajar. Sayangnya, masih banyak pelajar yang melanggar peraturan tersebut, termasuk saya sendiri yang terkadang juga melanggar. Padahal, tujuan utama penggunaan gadget dalam pembelajaran adalah untuk mencari informasi atau materi pelajaran yang tidak ada dalam buku teks. Namun, banyak pelajar malah menggunakan gadget untuk bermain game atau bahkan menyontek.
Hal ini tidak hanya melanggar peraturan, tetapi juga mencerminkan sikap yang tidak sopan dan melanggar norma kesopanan. Seharusnya, pelajar dapat menghargai guru yang sedang mengajar. Jika seorang guru sedang menjelaskan materi, namun siswa lebih memilih untuk mendengarkan musik atau bermain handphone, bagaimana mereka bisa berkembang dan meraih kesuksesan? Sikap seperti ini tentu menghambat proses pembelajaran yang seharusnya berjalan dengan baik.
Selain itu, penggunaan handphone yang berlebihan, terutama saat ujian, bisa menjadi sangat mengganggu. Saya pribadi merasa kesulitan untuk fokus dalam ujian ketika menggunakan handphone. Saya menyadari bahwa radiasi yang dikeluarkan oleh handphone dapat menyebabkan rasa pusing dan mengganggu konsentrasi, sehingga membuat hasil ujian saya menurun. Hal ini sudah dibuktikan oleh berbagai riset yang menunjukkan bahwa radiasi dari gadget dapat mempengaruhi kesehatan otak dan daya fokus.
Untuk mengatasi masalah ini, salah satu solusinya adalah dengan mengurangi penggunaan gadget selama jam pelajaran. Para guru bisa membantu dengan cara mengumpulkan gadget siswa saat pelajaran berlangsung. Selain itu, ujian sebaiknya kembali dilakukan secara tertulis untuk memastikan penilaian yang lebih adil tanpa adanya kecurigaan di antara murid dan guru.
Mengapa kembali ke ujian secara tertulis? Meskipun ujian online dengan menggunakan handphone memiliki kelebihan, menurut saya ujian tertulis tetap lebih aman untuk menilai kemampuan siswa secara adil. Ujian tertulis memberikan kesempatan yang sama bagi siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka tanpa tergoda gangguan gadget. Hal ini mengurangi kemungkinan menyontek dan memastikan ujian lebih jujur.
Ujian tertulis juga memudahkan guru untuk menilai pemahaman siswa secara langsung dan lebih transparan. Selain itu, ujian ini mengasah keterampilan menulis dan berpikir kritis yang menurut saya sangat penting untuk masa depan. Namun, penilaian tidak hanya harus bergantung pada ujian tertulis. Bapak/ibu duru dapat mengkombinasikan dengan tugas projek, presentasi, atau diskusi kelompok untuk menilai siswa secara lebih lengkap dan adil.
