
Oleh : Ridho Irwansayah (Kelas X RPL)
Peraturan sekolah bukan hanya sekadar larangan tertulis atau tidak tertulis, dan bukan hanya kewajiban atau larangan semata. Peraturan-peraturan tersebut mencerminkan sikap kita dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, membuang sampah sembarangan bukan hanya melanggar peraturan, tetapi juga mencerminkan sikap kita terhadap lingkungan sekitar. Contoh lainnya, seperti datang terlambat ke sekolah, bukan sekadar masalah jam, tetapi juga soal penghargaan terhadap waktu, guru, dan ilmu. Kita semua mungkin pernah melanggar hal-hal kecil, seperti bermain dengan headphone saat guru sedang menjelaskan di depan kelas. Mungkin kita berpikir guru tidak melihat kita, tetapi hal ini bukan soal siapa yang melihat, melainkan tentang nilai yang kita tanamkan dalam diri kita sendiri.
Di sisi lain, banyak di antara kita yang mematuhi peraturan sekolah dengan baik, seperti tidak melawan guru, tidak berkelahi, dan saling tolong-menolong. Semua itu adalah contoh dari sikap yang bisa membuat kita menjadi pelajar yang lebih baik dan berintegritas. Namun, beberpa hal yang mengenai peraturan ini mungkin sering kali tidak kita sadari: bahwa banyak jenis peraturan yang ada dalam kehidupan kita. Di antara peraturan-peraturan tersebut, ada peraturan yang kita ketahui dan pahami, namun tidak kita taati. Ada juga peraturan yang kita taati tetapi tidak kita hargai. Ada peraturan yang tidak kita ketahui, namun kita tetap menghargainya. Semua peraturan tersebut tetap harus kita jalani dan hargai dengan baik, agar kita bisa melangkah lebih jauh dan mencapai kesuksesan yang kita impikan bersama.
Ada sedikit kritik yang ingin saya sampaikan. Beberapa peraturan mungkin tampak sudah tidak relevan dengan kebutuhan zaman, seperti ketentuan tentang penampilan fisik siswa yang terlalu kaku dan dipaksakan. Menurut saya, sudah saatnya peraturan tersebut dievaluasi agar lebih sesuai dengan perkembangan sosial dan kebutuhan kenyamanan siswa. Saya tidak mengatakan peraturan itu salah, tetapi sudah saatnya kita melakukan evaluasi terhadap peraturan-peraturan yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Mengevaluasi peraturan bukan berarti menjadi liar, tetapi untuk membuatnya lebih relevan dengan keadaan sekarang. Peraturan bukanlah kitab suci : ia bisa dibentuk dan diubah, kemudian dibangun kembali sesuai dengan kebutuhan zaman.
Saya juga ingin mengajukan sebuah pertanyaan yang sering menjadi perdebatan di dalam hati kita, yaitu: Apakah kita hanya menaati peraturan saat diawasi, atau kita siap menjadi pribadi yang lebih baik dan disiplin, bahkan ketika tidak ada yang mengawasi?
Pesan saya adalah, jadikanlah peraturan sebagai kompas moral, bukan beban yang membelenggu. Karena di luar sana, dunia tidak membutuhkan orang yang hanya menghafal peraturan, tetapi orang yang memahami dan menjalankannya dengan hati. Sekolah bukanlah penjara, tetapi ladang kebebasan untuk berpikir dan bereksperimen agar kita bisa tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Tulisan ini bukan sebagai bentuk perlawanan, tetapi sebagai bentuk cinta terhadap ruang belajar kita bersama dengan menjadikan lingkungan belajar kita aman, nyaman, dan tertib.