Oleh : Zabrian Ramadhan Sulaksono (Kelas X DKV)
Vandalisme. Mungkin banyak di antara kita yang sudah tidak asing lagi dengan kata ini. Biasanya, kita sering melihat coretan-coretan di dinding kelas, meja belajar, tembok kamar mandi, bahkan di berbagai tempat umum lainnya. Meskipun bagi pelaku itu terlihat sepele, dampaknya bisa sangat merugikan banyak pihak, lho!
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), vandalisme itu artinya perbuatan merusak atau menghancurkan karya seni dan barang berharga lainnya, termasuk keindahan alam. Jadi, meski coretan atau gambar yang dilakukan nggak terlihat serius, faktanya itu bisa merusak keindahan dan fasilitas yang ada di sekitar kita. Selain itu, bisa jadi pihak sekolah atau pemerintah daerah harus mengeluarkan biaya untuk memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan.
Beberapa orang sering beralasan kalau mereka melakukan vandalisme untuk menyampaikan kritik atau pesan, misalnya terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap nggak adil. Bahkan, ada yang menggunakan seni lukis atau gambar di tembok untuk mengekspresikan perasaan mereka. Tapi, ini bukan cara yang tepat, karena merusak fasilitas umum justru bisa menambah masalah baru. Kalau ingin menyampaikan kritik, ada banyak cara yang lebih baik tanpa harus merusak, kan?
Vandalisme ini nggak kenal tempat. Bisa terjadi di mana saja, mulai dari fasilitas umum, lingkungan sekitar, hingga tempat pribadi. Biasanya, bentuknya berupa coretan, pemotongan, pengecatan yang nggak pada tempatnya, atau perusakan barang. Seringkali, ini dilakukan sebagai bentuk ekspresi kebencian atau ketidakpuasan terhadap sesuatu. Meskipun niatnya mungkin untuk protes, cara yang dipilih justru merugikan banyak orang dan nggak menyelesaikan masalah dengan baik.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah ini? Salah satu solusinya adalah dengan memberikan edukasi kepada siswa dan masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan. Sekolah bisa mengadakan program untuk menjelaskan dampak negatif vandalisme dan cara-cara positif untuk mengekspresikan diri. Selain itu, pengawasan yang lebih ketat di tempat-tempat rawan vandalisme, seperti memasang kamera CCTV, bisa membantu mencegah terjadinya vandalisme.
Untuk mengurangi vandalisme, kita juga bisa menyediakan ruang ekspresi positif. Misalnya, menyediakan tembok khusus untuk mural atau seni jalanan, supaya siswa atau masyarakat bisa mengekspresikan kreativitas tanpa merusak fasilitas umum. Kerja sama antara sekolah dan masyarakat juga penting untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari vandalisme. Dengan program kerja bakti atau gotong royong, kita bisa mempererat hubungan antar warga dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kebersihan dan keindahan.
Intinya, kita harus membangun kesadaran bersama untuk menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan. Mulai dari kebiasaan kecil, seperti tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga fasilitas yang ada. Kalau kita semua peduli, lingkungan kita akan jadi tempat yang lebih nyaman dan indah untuk belajar dan berkegiatan.
Yuk, mari kita rawat keindahan dan kenyamanan lingkungan belajar kita dengan menjauhi vandalisme!